-Indonesia tanah air beta Pusaka abadi nan jaya Indonesia sejak dulu kala Tetap di puja-puja bangsa Di sana tempat lahir beta Dibuai dibesarkan bunda Tempat berlindung di hari tua Tempat akhir menutup mata-
(home) (gubug hatiku) (ceritaku) (jepretan) (hometown) (my pride) (Tentang Penulis) kritik saran

Ciptakan Listrik Dari Jus Blimbing Wuluh


Kreativitas Warga di Tengah Kenaikan Tarif Listrik
Magetan - SURYA-
Pemerintah telah menaikkan tarif dasar listrik (TDL) beberapa kali dalam dua tahun terakhir, termasuk yang terbaru mulai Juli ini. Namun, berkat kreativitasnya menciptakan energi listrik alternatif, dalam dua tahun belakangan Sunarto bisa menghemat pemakaian setrum PLN, sehingga mengirit biaya pula.

Energi listrik yang ditemukan Sunarto, 40, berasal dari belimbing wuluh yang selama ini biasa dipakai sebagai salah-satu bahan membuat sayur. Ide memanfaatkan belimbing wuluh itu muncul di benak Sunarto setelah ia merasa eman dengan buah belimbing wuluh yang tumbuh subur di pekarangan rumahnya, dan selama ini lebih banyak mubazir. Hanya sedikit yang dimanfaatkan untuk sayur.

“Saya juga prihatin tarif listrik terus naik. Padahal, banyak warga di pelosok desa yang belum tersentuh listrik,” kata Sunarto yang tercatat sebagai warga Nguntoronadi, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan.

Berangkat dari keprihatinan itu dan melimpahnya belimbing wuluh di daerahnya, guru elektronika di SMK 1 Bendo, Magetan, ini lantas melakukan uji coba. Ia kemudian menemukan formula, yaitu, awalnya belimbing wuluh dihaluskan untuk diambil airnya. Selanjutnya, dengan media tanah yang ditaruh dalam gelas plastik bekas wadah air mineral, air belimbing ini dituangkan ke dalamnya, secukupnya saja. Kemudian, di dalam setiap gelas plastik berisi tanah bercampur sari air atau jus belimbing ini dia letakkan lempengan tembaga dan seng.

Berikutnya, masing-masing gelas dihubungkan dengan rangkaian kawat guna mengalirkan arus listrik. Hasilnya, energi listrik pun tercipta dengan tegangan yang lumayan, yakni hingga mencapai 5 Volt. Daya listrik itu cukup untuk menghidupkan lampu penerangan atau menyalakan radio. Tegangan yang dihasilkan ini lebih besar dari tegangan satu buah batu baterai.

Menurut Sunarto, energi listrik tercipta karena belimbing wuluh yang memiliki tingkat keasaman tinggi dapat menghantarkan ion dan elektron yang ada pada lempengan tembaga dan seng, sehingga terciptalah arus listrik.

Rata-rata 10 butir belimbing wuluh mampu menciptakan tegangan listrik hingga mencapai 2,5 volt atau setara dengan satu buah batu baterai kering. Bahkan, menurut pengalaman Sunarto, energi listrik dari belimbing sayur dapat bertahan lama hingga satu bulan.

Sunarto berharap, temuannya itu dapat terus dikembangkan untuk berbagai kebutuhan rumah tangga. Di antaranya untuk menghidupkan radio, jam dinding, hingga lampu penerangan bagi daerah pedesaan yang belum tersentuh listrik.

Di rumahnya, listrik belimbing wuluh ini digunakan Sunarto untuk menyalakan dua lampu neon, radio, sebagai ganti baterai jam dinding, dan untuk lampu display.

Kini Sunarto sedang merancang jaringan agar bulan depan listrik belimbing wuluh itu bisa diuji coba untuk menyalakan lampu di seluruh rumahnya.

“Bulan depan, daya listrik dari belimbing wuluh ini akan saya tingkatkan. Tentu dengan menambah jumlah gelas berisi tanah sebagai media, supaya seluruh penerangan di rumah memakai energi belimbing wuluh,” kata Sunarto.

Hingga kini, Sunarto masih terus mengembangkan hasil temuannya. Ia ingin setelah berkembang nanti, energi listrik alternatif temuannya itu dapat dikemas dalam bentuk produk energi yang praktis, layaknya baterai. Jika itu bisa diwujudkan, maka temuannya bisa menjadi salah satu alternatif energi murah di tengah beban kenaikan tarif listrik yang mengimpit rakyat kecil. Sudarmawan

0 komentar: