penelitian terhadap tingkat kontaminasi sejumlah pecahan uang dari 30 kota di lima negara. Hasilnya, dolar AS dan Kanada adalah yang terbanyak terkontaminasi kokain dibanding dengan mata uang lainnya, dengan jumlah hingga 90 persen. Sedangkan Jepang dan Cina justru memiliki angka terendah dengan persentase hanya 12 hingga 20 persen.
Bagi AS, ini merupakan peningkatan signifikan. Dua tahun lalu, kokain hanya ditemukan di 67 persen dolar AS. "Kejutan. Kami menemukan kokain dalam pecahan uang," ujar Yuegang Zuo, pemimpin penelitian tersebut.
Dalam riset tersebut, Yuegang Zuo dari Universitas Massachusetts dan sejumlah rekannya melakukan metode terbaru yang dinamakan chromatograph-mass spectrometer gas. Metode ini memberikan pengukuran kokain yang lebih akurat dibandingkan metode lain tanpa harus membuat uang yang diteliti rusak.
Para peneliti meneliti dolar AS dan menemukan kandungan kokain dalam selembar uang tersebut mencapai 1,240 mikrogram. Sedangkan, dalam uang Kanada ditemukan antara 2,400 hingga 2,530 mikrogram kokain. Di antara kota yang paling banyak ditemukan kandungan kokainnya di AS adalah Baltimore, Boston dan Detroit. Sementara yang terendah adalah di Salt Lake City.
Lalu mengapa kokain bisa tersasar ke uang yang beredar? "Saya tidak yakin adanya peningkatan meski memang telah terjadi. Mungkin ini terjadi akibat krisis ekonomi yang mengakibatkan banyaknya orang yang stres dan mencari pelarian dengan mengonsumsi kokain," ujar Zuo seperti dikutip sciencedaily.com.
Alasan tersebut mungkin ada benarnya. Untungnya, kadar yang ditemukan dalam pecahan dolar itu tidak sampai pada kadar yang dapat membuat orang mabuk kokain dan membahayakan kesehatan.
Sebelumnya, para ahli mengetahui bahwa pecahan uang dapat terkontaminasi kokain. Umumnya, kontaminasi terjadi saat transaksi atau ketika mengonsumsi kokain.
Sumber:coretanet.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar