Rabu, 21 Juli 2010
LONDON - Mantan Direktur Intelijen Dalam Negeri Inggris (MI5) mengeluarkan pernyataan mengejutkan mengenai kaitan perang Irak dengan peristiwa 11 September 2001 silam.
Menurutnya kedua peristiwa penting tidak ada kaitannya sama sekali dan justru merubah fokus dalam menghadapi ancaman dari Al Qaeda.
Pernyataan ini merupakan kritikan paling keras dikeluarkan di tengah penyelidikan Pemerintah Inggris, mengenai perang di Irak.
Eliza Manningham-Buller yang menjadi Direktur MI5 antara 2002 hingga 2007 menyatakan, Pemerintah Inggris mengabaikan ancaman bahaya di dalam negeri sebelum berlangsungnya invasi ke Irak yang dipimpin Amerika Serikat (AS) tahun 2003 lalu.
Manningham-Buller mempertegas pernyataannya jika tidak ada bukti jelas adanya hubungan antara Presiden Irak Saddam Husseim dengan serangan 11 September di AS.
"Tidak ada bukti intelijen yang kredibel menunjukan adanya keterkaitan antara keduanya (perang Irak dan serangan 11 September). Ini merupakan penilain sendiri dari CIA," ungkap Manningham-Buller seperti dikutip Associated Press, Rabu (21/7/2010).
Lebih lanjut perempuan berusia 62 itu menambahkan jika pihak-pihak yang memaksakan keharusan Inggris untuk ikut serta dalam perang Irak, tidak memberikan data intelijen yang mendukung adanya keterkaitan serangan 11 September.
Dalam proeses penyelidikan mengenai perang Irak, perempuan yang bergelar Baroness tersebut mengindikasikan MI5 berseberangan dengan mantan Perdana Menteri Tony Blair mengenai justifikasi dari perang di Irak. Hal ini khususnya mengenai tuduhan Saddam Hussein yang dianggap memiliki senjata pemusnah massal.
Manningham-Buller mengeluarkan pernyataannya tersebut di depan panel penyelidikan perang Irak di London, Inggris hari ini. Panel yang dibentuk pemerintah tersebut ditujukan untuk mengetahui di balik pengambilan keputusan Inggris untuk turut serta dalam perang Irak.
(OkeZone)
0 komentar:
Posting Komentar